"Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, karena keduanya bertentangan, sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Galatia 5:17)
Teens, masih ingat zona Allah dan zona nyaman? Zona Allah adalah zona dimana Allah berkuasa, berdaulat; menguasai dan berdaulat atas kehidupan kita. Yaitu satu keadaan dimana kita taat dan patuh terhadap segala firman-Nya. Sedangkan zona nyaman adalah zona dimana keinginan dan kesenangan kita menjadi pandu bagi kehidupan kita. Nah Teens, dua keadaan ini sering kali beradu dalam kehidupan kita. Artinya, kita sering kali ingin memberlakukan firman-Nya dalam hidup kita namun hal itu bertentangan dengan keinginan dan kesenangan kita. Celakanya, ketika hal itu terjadi, yang sering kali menang adalah zona nyaman kita; yang sering kali kita korbankan adalah zona Allah. Artinya, kita lebih sering melakukan menurut kehendak kita sendiri dan bukan kehendak-Nya, sekalipun kehendak kita amat bertentangan dengan kehendak-Nya.
Pertentangan kehendak rupanya sudah disadari sejak masa Rasul Paulus. Bahkan nampaknya sudah menjadi kodrat manusia untuk mendahulukan apa yang diingini dan disenanginya daripada mendahulukan apa yang diingini dan disenangi-Nya. Itulah yang disebut dengan "kedagingan". Paulus menyadari bahwa manusia tidak bisa lepas dari segala keinginan dagingnya. Sekalipun seseorang tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan, namun karena keinginan dagingnya yang begitu kuat maka kehendak Tuhan itu diabaikannya. Nampaknya, sudah menjadi kodrat manusia untuk lebih senang hidup dalam zona nyamannya sendiri ketimbang bersusah-susah keluar dari zona nyamannya dan masuk ke zona Allah. Mungkin prinsipnya adalah, kalau ada zona nyaman kenapa harus repot-repot mencari Allah? Itulah yang disebut hawa nafsu, Teens! Dan itulah yang membuat Adam dan Hawa dan juga kita jatuh dalam dosa!
Teens, ada banyak jenis zona nyaman yang bisa membuat kita berdosa. Ego kita, hawa nafsu kita, pikiran dan hati kita, emosi kita, moral kita, kecintaan kita terhadap materi, kemelekatan dan ketergantungan kita kepada dunia, dll. Hati-hatilah terhadap itu semua.
No comments:
Post a Comment