Bukan Sekedar Curcol (Ratapan 2:10-22)

   "Bangunlah, mengerang lah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan..." (Ratapan 2:19)
 
   Pernah dengar kata curcol? Curcol adalah sebuah singkatan dari curhatan hati colongan. Lho kok colongan? Tipe curhat macam ini biasa dilakukan tanpa disengaja di tengah-tengah obrolan antarsesama teman. Curcol dapat berbahaya jika tidak dilakukan pada orang yang tepat. Bersiap-siaplah rahasiamu akan disebarkan jika kamu curcol pada orang-orang yang tidak dapat menjaga rahasia. Karena itu, lebih baik kita curhat kepada orang yang kita percayai ketimbang curcol pada sembarang orang.
   Penulis kitab Ratapan bersama-sama dengan bangsanya mengajak kita untuk curhat, bukan sekedar curcol, pada Tuhan. Tuhan adalah pihak yang paling tepat untuk menjadi teman curhat. Dalam ayat 19, penulis kitab Ratapan mengajak rekan-rekan sebangsanya untuk mencurahkan isi hati mereka bagaikan air di hadapan Tuhan. Apalagi, mereka sedang dalam kegalauan. Siapa yang tak galau ketika rekan satu bangsa menjadi kanibal karena kelaparan? Siapa yang tak galau melihat para imam dan nabi mati dibunuh di Bait Suci? Penduduk Sion dalam ayat 19 diminta untuk mengerang pada permulaan giliran jaga malam. Penduduk Yerusalem memiliki tiga giliran jaga. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Sion diharapkan curhat kepada Tuhan di setiap waktu.
   Teens, curhat kepada Tuhan itu baik. Ia adalah pihak yang paling tepat untuk kamu percayai. Tuhan tidak mungkin "bocor"! Kita biasanya mencari teman curhat yang mau mendengarkan kita. Tuhan mungkin tidak langsung mengomentari curhatan kita. Namun, Tuhan pasti mendengarkan curhatan kita dan menjawab dengan cara yang tak terduga. Dengan curhatan pada Tuhan, masalah memang belum tentu dapat segera terselesaikan. Namun, setidaknya Tuhan memberikan kita kekuatan untuk mengahapi masalah itu. Curhat pada Tuhan itu baik karena melegakan dan dapat memberikan kelegaan bagi hati dan jiwa kita! Curhat yuk!